Informatikamesir.net, Kairo—Ahmad Ramadhan selaku Juru Bicara (Jubir) Satgas COVID-19 KBRI Cairo mengatakan bahwa KBRI Cairo turut berduka atas kabar wafatnya mahasiswa/i (tidak disebutkan jenis kelaminnya) Thailand tingkat 3 Universitas Al-Azhar Kairo, di salah satu rumah sakit di Kairo pada Selasa pagi, (28/7) kemarin.
Melansir dari akun Facebook resmi Royal Thai Embassy, Cairo, bahwa mahasiswa berusia 26 tahun tersebut meninggal karena radang paru-paru yang disebabkan oleh infeksi COVID-19. Sebelumnya, menurut Jubir Satgas COVID-19 KBRI Cairo, korban tersebut sudah sekitar tiga pekan terkena gejala COVID-19 dan infeksi paru-paru.
“Hal ini tentunya harus menjadi perhatian kita bersama agar terus waspada dan menjaga kesehatan diri, dengan senantiasa menjalankan protokol kesehatan yang telah ditentukan di tengah penyebaran wabah COVID-19 yang melanda dunia,” ucap Ramadhan kepada kru Informatika via Whatsapp.
Menanggapi kabar duka tersebut, Jubir Satgas COVID-19 mengungkapkan bahwa KBRI Cairo melalui Satgasnya, bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat Indonesia di Mesir sejak awal sudah berusaha melakukan tindakan pencegahan dan penanganan COVID-19, khususnya agar tidak terjadi hal serupa kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir.
Di antara pencegahan yang Ramadhan sebutkan adalah: menyebarkan informasi tentang COVID-19 dan imbauan-imbauan melalui media sosial, serta melakukan upaya edukasi kepada WNI di Mesir melalui acara seminar virtual dengan menghadirkan narasumber, baik dari kalangan tenaga medis, pejabat pemerintah RI, dan lain-lain.
Selain itu, KBRI Cairo juga menyediakan berbagai layanan untuk seluruh WNI di Mesir, seperti Konsultasi Kesehatan Online dengan Tim Medis KBRI Cairo, dan Konsultasi Psikologi Online dengan Tim Psikologi dari UIN Jakarta.
KBRI Cairo pun senantiasa memberikan bantuan obat-obatan, vitamin, masker, Alat Pelindung Diri (APD), dan logistik kepada WNI di Mesir yang terdampak COVID-19, juga bagi mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri.
Tidak hanya itu, KBRI Cairo juga melakukan kontrak dengan Pimpinan Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir dalam penyediaan tempat isolasi bagi WNI yang positif COVID-19. Serta menghubungi berbagai pihak di Mesir, seperti Kemenkes Mesir, Kemlu Mesir, Kemendikti Mesir, Universitas Al-Azhar, dan lain sebagainya, guna mengoordinasikan penanganan COVID-19, khususnya bagi WNI di Mesir.
Terakhir, Ahmad Ramadhan berpesan kepada seluruh WNI di Mesir untuk selalu meningkatkan kesadaran diri, mematuhi protokol kesehatan yang ada, sinergisitas dari semua pihak, serta semangat dalam membantu sesama dan saling mengingatkan.
“Selain menjaga kesehatan diri, kita semua juga dituntut untuk menjaga mereka yang berada di sekitar kita. Sikap acuh dan kelalaian yang dilakukan, bisa jadi akan memberikan dampak negatif, bahkan membahayakan mereka yang ada di sekitar kita, terkhusus mereka yang masuk dalam kategori ‘high risk’ atau yang memiliki risiko tinggi,” pungkasnya.
Reporter: Defri Cahyo Husain
Editor: Muhammad Adisurya Pahlawan
Comment