Informatikamesir.net, Kairo – Salah satu peserta Ruang Kisah Wanita, Najah Karimah, mengakui sistem diskusi di dalam acara tersebut masih belum jelas dan matang, sehingga perlu adanya pematangan konsep. Namun ia juga mengapresiasi Wihdah dalam menghadirkan acara tersebut yang menurutnya merupakan ide briliant, selaras dengan tujuannya yaitu untuk menghasilkan public speaker yang berani speak up dan show up.
“Cuman mungkin karena rata-rata peserta adalah mahasiswa baru atau masih pada baru mengenal acara diskusi, jadi masih belum paham sistemnya. Atau memang dari panitia sendiri sistemnya belum matang dan belum dijelaskan secara jelas. Di grup hanya diberi gambaran acara dan rundown saja, tetapi tidak ada pemberitahuan sistem diskusi secara sistematis,” ungkap Najah saat diwawancarai Infromatika pasca pertemuan pertama Ruang Kisah Wanita pada Sabtu (25/9).
Pelaksanaan diskusi ruang kisah wanita diadakan secara rutin sebanyak tiga kali dalam kurun waktu tiga bulan di setiap tanggal 25. Dalam setiap pertemuannya mengangkat tema yang berbeda. Pertemuan pertama dilaksanakan di Sekretariat PCI NU Mesir dengan mengangkat tema Mental Health yang didalamnya membahas pengertian, isu, serta problem solving yang terjadi ditengah masyarakat umumnya dan masisirwati khusunya.
Perwakilan Divisi Intelektual Wihdah, Qolbi Najwa, dalam sambutannya mengajak seluruh keputrian kekeluargaan, afiliatif dan almamater untuk turut memeriahkan acara ini dalam rangka menjalin silaturrahmi yang baik dengan seluruh keputrian.
“Acara ini juga kami harap dapat menumbuhkan serta melatih kepercayaan diri dikalangan masisirwati dalam berdialektika, menyuarakan pendapat terhadap permasalahan yang sedang terjadi seiring dengan berkembangnya zaman,” pungkasnya
Reporter : Indri Raisa Hanum
Editor : Dandi Azhary Nasution
Comment