Informatika Mesir
Home Beranda Menimbang Kemungkinan Pembubaran PPMI Mesir

Menimbang Kemungkinan Pembubaran PPMI Mesir

Ilustrasi pertimbangan kemungkinan pembubaran PPMI Mesir. Sumber: Istimewa.

Mungkin sebagian dari Anda yang memutuskan untuk mengklik tautan dan membaca tulisan ini disebabkan agak tersengat oleh judul tulisan yang barangkali sangat jarang terpikirkan oleh individu Masisir.

Mengapa demikian? Bagi tidak sedikit orang, PPMI Mesir an sich—sebagai organisasi induk Masisir—diyakini plus diimani sebagai satu badan dan konsep mutlak yang kewujudannya amat absolut, sudah ada bahkan jauh sebelum hari kelahiran mereka sendiri. Tak ayal, saat ada wacana pembubaran lembaga tersebut tentunya akan terasa amat janggal dan aneh, betapa pun hanya sebatas satu baris judul tulisan. Baiklah, bagi Anda yang penasaran tentang duduk perkara tulisan ini, mari ikuti saya! Pelan namun insyaallah pasti kita akan sampai pada maksud dan tujuan. Bi’aunillâh.

Dalam ilmu logika, suatu hal berbeda dengan sesuatu yang lain disebabkan antara satu hal itu dengan yang lainnya memiliki ciri pokok yang ciri tersebut hanya dimiliki olehnya dan tidak oleh sesuatu lain. seorang anggota KMJ bernama Alan dapat kita akui berbeda dengan individu lain bernama Alan—padahal Alan kedua merupakan anggota KMJ juga. Yang demikian terjadi karena perbedaan ciri khas kedua individu. Ya, bahkan meski keduanya memiliki identitas ras, jenis kelamin dan latar belakang pendidikan yang sama. Qanun al-Huwiyah, Law of Identity, demikian istilahnya.

Lebih lanjut, eksistensi satu hal tetap mewujud selagi al-Huwiyyah (identity) itu ada. Saat Identity atau ciri paling khas itu tidak ada, sirna pulalah eksistensi hal tersebut. Dengan kata lain, saat ciri paling khas dari suatu pokok nyatanya juga ditemukan identik di pokok lain, maka eksistensi pokok tersebut menjadi hilang.

Berangkat dari pemahaman ini, mari kita periksa apa identitas (idenity) lembaga bernama PPMI Mesir yang usianya baru seumuran dengan taman bermain Dreamland di kawasan Sitta Uktubar itu. Untuk mengetahuinya, mari kita tilik definisi PPMI Mesir baik definisi dari sudut pandang objek (bil hadd) maupun dari aspek kegunaan (bi rasm)!

Dalam AD-ART, PPMI Mesir adalah satu-satunya organisasi yang menghimpun dan mengikat seluruh pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir. Mulai tanggal 05 Agustus 2003, dalam keputusan Mubes ke-3, Organisasi ini menganut student goverment system dengan MPA, BPA, dan DP yang masing-masing bertanggung jawab memerankan fungsi instrumen politik dalam kerangka trias politica (Nuryaddin, Hery, 2009) seperti yang dirumuskan Monstesquieu dalam bukunya L’Esprit des Lois (1784). Artinya, hingga hari ini, hanya PPMI Mesirlah organisasi persatuan seluruh mahasiswa Indonesia di Mesir yang boleh dan bisa berdiri secara legal formal serta diakui oleh otoritas Kedutaan Besar RI di Kairo.

Adapun ditilik dari aspek fungsi, sesuai dengan poin-poin yang tertera dalam Pasal 7 AD-ART PPMI Mesir, setidaknya ia berfungsi sebagai wadah pembinaan pribadi, pendalaman ilmu, pengembangan potensi, peningkatan iman-amal, penyaluran partisipasi, dan pengabdian sosial. Ia juga berfungsi sebagai tempat penyaluran dan perjuangan aspirasi mahasiswa serta wadah peningkatan kesadaran berpikir jernih dan solutif yang berorientasi masa depan.

Di titik inilah syak wasangka terhadap eksistensi PPMI Mesir menemukan relevansinya. Pertanyaan yang selalu muncul adalah benarkah PPMI Mesir lewat DP yang berganti-ganti itu merepresentasikan nilai fungsional yang termaktub dalam AD-ART tersebut? Kalau jawabannya tidak, yang menjadi soal apakah AD-ART yang terlampau jauh dari alam realitas? Atau para pejabat teras yang dihadiahi haji gratis itu yang sejatinya bagai nakhoda tak berkompas yang melintang pukang di samudera ambisi dan gengsi individual semata?

Sedang di sisi lain, nyaris semua yang dapat diasumsikan sebagai ciri paling khas PPMI Mesir telah mewujud di entitas-entitas baru yang bermunculan dalam lokalitas Masisir bak organisasi super lesu yang saban waktu tak sadar telah dilucuti vitalitasnya sedikit demi sedikit hingga tiada bersisa kecuali perasaan asyik sendiri seolah semua agenda yang mencantumkan logonya adalah perhelatan super ideal untuk kemaslahatan Masisir, padahal jangan-jangan tidaklah demikian.

Fungsi “pembinaan pribadi, pendalaman ilmu, dan pengembangan potensi” misalkan, per hari ini malah boleh dikatakan lebih termanifestasi dalam lembaga rumah binaan yang selama lima tahun belakangan secara eksponensial tengah menjamur. Belum selesai kabar peresmian Rumah Binaan A, telah bersebaran pamflet peresmian Rumah Binaan B. Sedang PPMI Mesir datang ke perhelatan seremonial itu semata sebagai tamu undangan tanpa menyadari pesan lain dari undangan itu, “Anda gagal menjalankan fungsi pembinaan anggota, maka kami sendiri berinisiatif melakukannya tanpa Anda.”

Apalagi fungsi “penyaluran aspirasi mahasiswa”, jauh panggang dari api. Mengunggah pamflet seruan dukungan terhadap aksi demonstrasi besar di tanah air—yang kebetulan viral—adalah “jalan ninja” PPMI Mesir mendapuk diri sebagai penyambung lidah rakyat. Selain itu, biasanya di awal termin dua kepengurusan, beberapa pengurus akan mengunggah berita acara kunjungan ke sekretariat 16 Kekeluargaan dan beranggapan telah menjalankan fungsi penyaluran aspirasi mahasiswa secara paripurna. Padahal lagi-lagi, jangan-jangan tidaklah demikian. Kantong-kantong diskusi aspiratif nyatanya lebih asyik diselenggarakan tanpa campur tangan PPMI Mesir. FGD dan gerakan akar rumput mulai banyak bersemi justru bukan dari tanda tangan pucuk pimpinan PPMI Mesir(#masisirbergerak misalnya).

Selanjutnya fungsi “wadah peningkatan berpikir dan solutif yang berorientasi masa depan”, ini susah dicari perwujudannya dalam proker PPMI Mesir. Fungsi ini telah lama diambil oleh badan think thank yang menyebar di sekalian lini baik yang terafiliasi dengan ormas atau organisasi swadaya yang didirikan untuk merespon gelombang perubahan era (AIEGYPT salah satunya).

Menjadi wajar bila wacana pembubaran PPMI Mesir—sekurang-kurangnya—menyeruak dalam al-mutshul al-a’lã sebagian orang karena yang termanifestasi dalam alam realitas, Masisir lebih sering dipertontonkan fungsi-fungsi lain dari (oknum) orang-orang yang tinggal di Wisma Nusantara itu. Alih-alih mencari cara untuk menjadi wadah aspirasi anggota, kawan-kawan kita di DP asyik betul memamerkan kegiatannya menjadi sopir dan babysitter pribadi para pegawai KBRI. Seolah berkata pada sekalian khalayak dengan dada membusung, “Mau dekat dengan orang KBRI seperti saya, mari masuk PPMI Mesir!”

Alih-alih duduk di majelis-majelis warung kopi di Darrasah; mendekat dengan pusat-pusat lokalitas anggota, pucuk pimpinan malah dengan kepercayaan diri memamerkan foto rapat di kafe-kafe Rob’ah yang satu porsi fried fricenya saja seharga tiga gelas shay (red: teh) Layali Sulaiman di belakang Azhar. Naasnya, bill mahal itu tak jarang berakhir di kertas LPJ kementerian terkait dengan kalimat maha aduhai, “Konsumsi Rapat Internal” dan segala macam percabangannya.

Maka penulis hendak menggelitik siapa pun, baik lembaga atau individu, lakukanlah survei! Jajak pendapat untuk menguji tingkat kepercayaan masisir terhadap organisasi induknya! Berikan kolom penilaian 1-10 tentang kepuasan terhadap eksistensi PPMI Mesir! Asalkan respondennya bukan timses atau anggota kabinet, jawabannya nyaris sudah bisa ditebak. Cukuplah persentase pemilih di perhelatan Pemira yang lalu menjadi indikator betapa defisitnya kepercayaan anggota terhadap PPMI Mesir, 3,12 %, minor sekali.

“Ah, Anda tidak tahu saja bagaimana Kemenkes PPMI Mesir bersusah payah menemani pengobatan anggota yang sakit?”

“Anda kan tidak tahu betapa DKKM berjumpalitan mengawal ketertiban umum masisir.”

“Uang pribadi kami banyak sekali keluar untuk hagah PPMI Mesir. Wajar saja kalau beberapa kesempatan, konsumsi rapat ditanggung anggaran.”

Apabila ada yang berkata demikian, sungguh wacana pembubaran PPMI Mesir jadi semakin valid. Kalau pun pokok-pokok yang bisa dibanggakan PPMI Mesir adalah soal jerih payahnya mendampingi mahasiswa yang sakit atau anggota yang terjerat kasus hukum—yang biasanya diurus DKKM, “memang bukan itu tugas pokok Anda, Bung!” Itu tugas orang KBRI yang digaji dengan pajak rakyat.

Bapak dan ibu yang duduk di ruangan ber-AC di bilangan Dokki itu bukan bangsawan darah biru yang dapat seenaknya mendelegasikan tugasnya kepada Anda sembari mendoktrinasi kalian soal pengabdian masyarakat. Silakan cek UU Nomor 37 tahun 1999 tentang HI dan Kepres Nomor 108 tahun 2003! Intinya, terlampau kerdil bila PPMI Mesir Mesir menggantungkan eksistensinya pada wewenang mengurusi WNI yang pada faktanya bukan merupakan tugas utamanya. Kalau PPMI Mesir ada hanya untuk mengurusi WNI yang sakit atau yang terjerat kasus hukum, kan KBRI bisa cukup membuat satgas saja. Yang demikian sama sekali tidak melazimkan adanya PPMI Mesir.

Lalu, andai ada Presiden PPMI Mesir yang mengeluhkan banyaknya uang pribadi yang keluar karena hajat PPMI Mesir, mengapa yang demikian tiada pernah disampaikan saat masa-masa kampanye? Lagi pula di clossing statement saat debat kandidat, dengan wajah penuh ketulusan setiap paslon mengutarakan niat mulianya siap sedia mengabdikan diri kepada masisir, tentu dengan segala macam risiko dan tantangan yang ada. Terlepas dari itu, toh mekanisme pengunduran diri sangat terbuka lebar kapan pun merasa tidak mampu mengemban amanah yang berhadiah TEMUS itu.

Sekarang sampailah kita ke wacana awal, apakah dengan melihat fakta bahwa nyaris semua fungsi PPMI Mesir bisa—bahkan telah—dijalankan oleh orang atau lembaga lain menjadikan eksistensi PPMI Mesir itu hilang dan layak dibubarkan?

Sebagai orang yang pernah berkecimpung di PPMI Mesir baik legislatif maupun eksekutif, dengan tegas penulis menyatakan bahwa PPMI Mesir tidak perlu dibubarkan. Yang diperlukan PPMI Mesir hanya satu hal, yaitu reformasi. Dalam kesempatan yang sekali ini, penulis sejatinya hendak memberikan pengantar kepada khalayak masisir sekalian—likulli syai’in muqaddimaãtun—tentang wacana yang jauh lebih urgen, mendesak, krusial, dan dloruri, apa itu yang dinamakan Reformasi PPMI Mesir Jilid-I?

“Apa itu reformasi Reformasi PPMI Mesir Jilid-I?”

“Pokok-pokok apa yang mesti direformasi?”

“Apa saja butir-butir tuntutan refomasi itu?”

“Bagaimana dan siapa yang menjalankan agenda-agenda reformasi?”

“Apakah pernah Masisir melakukan perubahan mendasar semacam reformasi?”

“Apakah sepenting itu reformasi dilakukan sekarang?”

Semua pertanyaan di atas akan kita saksikan pengupasannya secara paripurna dalam tulisan-tulisan selanjutnya. Penulis insaf benar bahwa ide sebesar ini layak dan perlu didedah dalam kerangka akademik yang proper dan berbentuk usulan ilmiah yang tidak mengabaikan realitas-realitas lapangan yang nyata.

Untuk itu, kepada siapa pun aktivis yang pernah mengenyam buah manis dari dunia organisasi Masisir, mari kembali ke titik nol, titik di mana saat keinginan memberi manfaat kepada Masisir sedang berada di puncaknya. Masa itu, bentuk kebermanfaatan yang bisa diberikan adalah berupa tenaga, pikiran, dan materi untuk membuat sebuah acara. Hari ini, bentuk kebermanfaatan itu seyogyangya bertransformasi menjadi sumbangan ide, gagasan, dan pikiran logis yang dekat dengan realitas. Mari turun kembali dan putus siklus kabur setelah LPJ diterima itu!


Penulis: Bung Rifaldhoh

____________________

Membangun masa depan dengan dialog dan komunikasi.

Mari bergabung untuk mendapatkan info menarik lainnya!

Klik di sini
Comment
Share:

0Comment

  1. Saya baca sampai selesai. Tulisan kali ini segar sekali! Kita senang membaca ide-ide dan gagasan semacam ini. Harapannya, jika pun tidak sampai PPMI Mesir dibubarkan, harapannya wadah induk Masisir itu harusnya makin bisa beradaftasi di tengah gejolak komunitas2 yang ada, agar perannya tak tergantikan begitu saja. Bukan sekadar reformasi saja, mungkin PPMI Mesir mesti membuat suatu kebijakan lain yang bukan hanya narsis tetapi memang betul2 berperan dan tampak dan layak dijadikan wadah induk Masisir. Terima kasih atas info menarik dalam tulisan ini.

  2. Terbaik Informatika!!!

    BUBARKAN PPMI? REFORMASI PPMI? atau REVOLUSI PPMI?

    Sempat nyaris kita gulirkan isu ini ketika di kongres PPMI kemaren.

    Terima kasih sudah menyuarakannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad