Informatika Mesir
Home Berita Terkini KPI Gelar DIMENSI, Gulingkan Isu “Masisir Meledak Kualitas Dipertanyakan”

KPI Gelar DIMENSI, Gulingkan Isu “Masisir Meledak Kualitas Dipertanyakan”

Suasana forum DIMENSI KPI 2025. Sumber: Istimewa.


Informatikamesir.net, Kairo – KPI (Komisi Peduli Interaksi) bersama PPMI menggelar DIMENSI (Diskusi Moral, Etika, dan Interaksi) Masisir dan menyuarakan slogan “One step ahead dari Masisir untuk budaya Masisir yang lebih baik” pada Jumat (10/10) di Aula Griya KSW, Hay Asyir. Acara kali ini dihadiri oleh presiden PPMI Mesir, Ketua Wihdah, dan beberapa ketua kekeluargaan.

Jumlah Masisir kian tahun makin meledak, namun kualitas yang kerap kali dipertanyakan menjadi salah satu keresahan yang mendasari diadakannya diskusi ini. DIMENSI selain merupakan bagian dari tugas KPI juga merupakan upaya preventif yang memang disosialisasikan oleh pihak KPI sendiri. Tujuan KPI kali ini mengumpulkan tanggapan serta aspirasi, mendiskusikan bersama langkah untuk menghadapi permasalahan, dan menanamkan kesadaran kewajiban amar makruf nahi mungkar di kalangan Masisir.

Kegiatan ini dimulai dengan sambutan Ketua Panitia Pelaksana DIMENSI, Ketua KPI periode 2025/2026, Gubernur KSW Mesir, dan Presiden PPMI Mesir periode 2025/2026 (diwakilkan karena belum hadir). Acara kemudian dilanjutkan oleh pemantik serta diskusi kelompok yang dipecah menjadi beberapa kelompok dan dipisah antara banin dan banat. Selanjutnya, isu didiskusikan dalam forum umum dengan beberapa sanggahan dan tanggapan yang tetap dinakhodai oleh pemantik.

Dari diskusi yang diselenggarakan muncul berbagai faktor dan solusi yang diajukan terkait penyimpangan moral dan perilaku Masisir.

1. Latar belakang Masisir yang berangkat dari berbagai kalangan yang menyoroti keran masuk yang terbuka terlalu lebar. Hal ini sudah ditindaklanjuti oleh PPMI sendiri, namun PPMI Mesir masih mendapatkan kendala. “Langkah yang dilakukan tidak semudah seperti berjalannya forum diskusi seperti ini,” ujar Glen Sofyan, Presiden PPMI Mesir 2025/2026.

2. Orientasi mahasiswa baru bukan hanya menjadi tanggung jawab lembaga yang melakukan orientasi, melainkan ke mana kembalinya Masisir dan bagaimana lingkungannya bertindak dengan berlanjutnya pembinaan moral dalam beberapa kalangan.

3. Tidak adanya kesamaan standar antarlembaga atau instansi yang menopang penyebarluasan perilaku penyelewengan Masisir. Solusi yang ditawarkan adalah pengusungan standardisasi bagi seluruh Masisir untuk mencapai kesepakatan bersama untuk menghindari pihak yang tidak suka apabila ditegur.

4. Lingkungan yang tidak sehat merupakan faktor yang diawali krisis identitas mahasiswa, lupa tujuan awal, serta mewajarkan perilaku malas dan apatis. Kesadaran dari pribadi masing-masing dan tidak terlena akan zona nyaman menjadi hal yang dituntut dari Masisir.

5. Sebagian dari peserta pun menilai kurangnya aktivitas KBRI Kairo dalam penegakan tindak tanduk Masisir, namun pemantik menyanggah bahwasanya tidak semua ranah moral dapat ditangani oleh KBRI.

Kegiatan KPI kali ini dinilai selangkah lebih maju dibandingkan sebelumnya dengan memaparkan secara langsung persentase kasus yang sedang terjadi di Masisir. Menurut Dila, salah satu anggota DIMENSI Masisir, kegiatan KPI sebelumnya dinilai lebih tertutup dan tidak memaparkan ke publik.

Dalam upaya amar makruf nahi mungkar, pihak KPI menukas akan selalu berada di belakang kalangan yang siap menyuarakan peringatan terhadap perilaku penyelewengan moral di kalangan Masisir.

Reporter : Nurul Hipatanul Say’banti
Editor: M. Saladin Ghaza

Mari bergabung untuk mendapatkan info menarik lainnya!

Klik di sini
Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad