Menu

Mode Gelap
Menyoal Politik Kronisme ala PPMI Mesir Pilpres 2024, Mendag: Tiga-tiganya Pasti Pancasilais Ittiba 2023, Mahasiswa Baru Diajak Berburu Harta Karun Komentari Laga Final GSC, HNW: Pertunjukan Yang Sangat Luar Biasa Dari Skandal Investasi, Penipuan, Hingga Penggelapan Gaji

Aktualita · 15 Sep 2019 22:50 ·

Wisma Nusantara, Punya Siapa?


Wisma Nusantara, Punya Siapa? Perbesar

Kunjungan B.J. Habibie ke gedung Wisma Nusantara dalam acara EXPO ICMI Kairo pada 2011 yang lalu. (Sumber: Dok. ICMI Kairo)
Informatikamesir.com, Kairo – Gedung Wisma Nusantara punya siapa? Sebuah pertanyaan yang sempat terbesit dalam relung pikiran para Masisir.
Melihat dari kaca mata Masisir pada umumnya, beberapa dari mereka beranggapan bahwa Wisma Nusantara ini seolah-olah hanya berfungsi sebagai tempat pendistribusian bantuan sembako dari seorang saudagar dermawan di Mesir, Muhamed Ragab Ahmed (Baba Ragab).
Namun, apakah penggunaan gedung ini hanya sebatas tempat pendistribusian? Lalu bagaimana dengan status kepemilikan gedung ini?
Jika kita melihat ke sebuah prasasti di sebelah pintu utama Aula Wisma Nusanta, terpampang jelas di sana nama yang tentunya tak asing di telinga kita, Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie.
Dengan tanda tangan nan saktinya sebagai Mentri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) pada tahun 1997 silam, ia mengukuhkan pendirian gedung Wisma Nusantara yang berlokasi di 8 Wahran St. Rabea Adawea Nasr City, Kairo ini.
Gedung Wisma Nusantara tampak dari depan. (Sumber. Dok. Wisma Nusantara)
Dengan latar belakang Habibie yang kala itu juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), lantas untuk siapa sebenarnya gedung indah nan megah tersebut dianugerahkan? Apa sebenarnya latar belakang dari pengadaan gedung Wisma Nusantara ini? Apa sebenarnya amanah besar yang terukir dalam pendirian gedung berlantai lima itu?
Untuk menjawab ketiga pertanyaan tersebut, kami sebagai kru buletin Informatika menelisik sejarah silam dari pendirian Wisma Nusantara ini. Dimulai dengan membersihkan tumpukan debu tebal yang menenggelamkan catatan-catatan kuno yang telah ditinggalkan oleh para pengukir sejarah terdahulu.
Beruntung, berkat ukiran pena para jurnalis Informatika periode 1997-1998, kita dapat kembali menelaah secara gamblang segala tabir yang melingkupi pendirian gedung Wisma Nusantara ini. Dalam literatur itu, terpapar jelas maksud dan tujuan pendirian gedung tersebut dengan segala data dan informasi yang akurat dan lugas.
Dihimpun dari Buletin Informatika edisi 19 (15-31 Maret 1998), salah satu rubrik dalam buletin bertebal 12 halaman ini mencantumkan sebuah wawancara eksklusif kepada salah seorang ketua ICMI Kairo periode  1997-1999, Nur Kholis Mukti.
Prasasti peresmian gedung Wisma Nusantara yang ditandatangani langsung oleh Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie pada (29/1/1997). (Sumber: Dok. Informatika/Taufiq)
Ia juga dikenal sebagai salah seorang yang terlibat langsung dalam pendirian ICMI cabang Kairo pada tanggal 14 Januari 1992 yang lalu.
Berikut adalah penggalan hasil wawancara reporter Informatika; Zaimatus Sa’diyah dan Noor Fuadhy AF kepada Nur Kholis Mukti di kediamannya.
ZS & NF: “Apakah selama ini sumber dana ICMI (Kairo) berasal dari pusat? Atau ada donatur lain yang membantu merealisasikannya?”
NK: “Tentunya kita dapat dari pusat 90%, cuma dana itu sudah dialokasikan dalam bentuk kegiatan, yaitu memberi fasilitas belajar mahasiswa (santunan) yang tentunya diperuntukkan bagi orang-orang yang lulus screening (penyaringan). Dana lainnya adalah dalam bentuk ‘Wisma Nusantara’ dan berbentuk pengiriman tenaga-tenaga pelatihan. Ini hanya pada periode pertama dan kedua, karena periode ketiga kondisinya belum memungkinkan. Dana lainnya adalah yang diberikan oleh para penerima santunan ICMI dan dari proposal kegiatan.”
Di situ, Nur Kholis Mukti menjelaskan bahwa Wisma Nusantara ini adalah bantuan sosial yang dihibahkan kepada ICMI Kairo untuk kemudian dikelola dan dimanfaatkan untuk para anggotanya.
Di kesempatan lain, Arsyat Hidayat sebagai salah seorang aktivis mahasiswa sekaligus Pimpinan Redaksi Jurnal Nuansa yang masih eksis di tahun 1998 silam, sempat ditanyakan pendapatnya oleh para reporter Informatika perihal tanggapannya terkait fungsi keberadaan Wisma Nusantara di tengah-tengah dinamika Masisir.
Draf edisi pertama buletin Informatika yang dirilis pada bulan Oktober 1993 silam. (Sumber: Dok. Informatika/Taufiq)
Kebetulan, ia juga salah seorang mahasiswa yang langsung berada di tempat kejadian perkara (TKP) saat gedung mewah tersebut diresmikan pada 1997.   
Kartika Sari FM dan Ai Fatimah Nur Fuadhy yang kala itu aktif sebagai reporter Informatika, telah menuliskan hasil wawancara mereka pada buletin Informatika edisi 21 (1-15 Juli 1998). Berikut penggalan tulisan mereka:
KS & AF: “Bagaimana tanggapan anda terhadap keberadaan Wisma Nusantara?”
AH: “Sebenarnya pendirian wisma itu sendiri merupakan sebuah realisasi massa, terutama para mahasiswa yang ada di Kairo. Bagaimana mereka ingin mendirikan sebuah bangunan di mana bangunan itu bisa dinikmati oleh semua, tidak hanya oleh satu pihak atau beberapa pihak tertentu.”
“Bisa kita lihat, bahwa saat itu kita sering mengadakan kegiatan-kegiatan besar yang diadakan di tempat-tempat tertentu seperti Shalah Kamil dll. Dan model-model seperti ini tampaknya melibatkan dana yang besar. Setelah dipikir-pikir, daripada mengeluarkan dana besar untuk membayar gedung, lebih baik kan bikin sebuah bangunan seperti wisma sekarang ini. Di gedung ini, silahkan siapa saja pakai, bisa dari ICMI, PPMI, Kekeluargaan atau kelompok-kelompok studi lainnya.”
Berdasarkan penjelasan singkat di atas, terlihat secara jelas bagaimana kedudukan dan status kepemilikan dari gedung Wisma Nusantara yang ini. Perspektif dari dua orang yang berbeda latar belakang tersebut menjadi perwakilan dari aspirasi Mahasiswa Kairo (Masico) 22 tahun silam.
Satu lagi pertanyaan yang mungkin saja masih tertimbun dalam jiwa dan pikiran ini adalah, Apakah Wisma Nusantara yang kita lihat saat ini sudah difungsikan sebagaimana mestinya, berdasarkan latar belakang pendiriannya, serta sesuai dengan amanah besar yang diukir oleh para pendirinya?

Reporter: Muhammad Nur Taufiq al-Hakim
Editor: Mufida Afiya, Albi Tisnadi

Artikel ini telah dibaca 269 kali

badge-check

Administrator

Baca Lainnya

Nestapa EGP. 40.000 di Balik Tabir PPMI Mesir

9 March 2024 - 02:28

Sederet Tokoh Tunisia Menghadiri Festival Milad PPI Tunisia Ke-30

27 February 2024 - 15:57

Seminar Festival Milad PPI Tunisia ke-30: Peran Agama dalam Krisis Kemanusiaan

27 February 2024 - 15:50

Hadiri Webinar PPI Tunisia, Musthafa Abdurrahman Bahas Geopolitik Dunia Arab

25 February 2024 - 13:04

Usung Tema Muda Berkarya, PPI Tunisia : Awal Gerakan Mahasiswa di Tunisia, Berkontribusi untuk Bangsa

23 February 2024 - 21:50

PPI Tunisia: Peran Muda-Mudi menuju Indonesia Emas 2045

20 February 2024 - 15:57

Trending di Aktualita