Informatika Mesir
Home Sorotan Tiga Hari Kunjungan Prabowo Dalam Surat Kabar Mesir

Tiga Hari Kunjungan Prabowo Dalam Surat Kabar Mesir

Oleh: Rifaldhoh, Mahasiswa jurusan Sejarah dan Peradaban Universitas Al-Azhar

Prabowo sudah meniggalkan Mesir sejak kamis, (19/12) lalu. Bagi Masisir, yang Prabowo tinggalkan tak lebih dari sisa saripati snack box yang telah diolah lambung dengan cepat–sesaat setelah acara temu mahasiswa usai digelar di Gedung Al Azhar Convention Center, Rabu, (18/12). Adapun story whatsapp yang berseliweran setelah acara temu mahasiswa itu nyatanya tak mampu bertahan lama, segera dihapus paksa oleh sistem WhatsApp 24 jam setelah pertama kali diunggah.

Namun, seperti kata Prof. Abdul Hamid, Dosen Sejarah Modern di Universitas Al-Azhar: “Setiap peristiwa politik selalu menimbulkan efek kumulatif. Adapun model dan besaran muatan efek itu, tugas sejarawan mensarikannya lewat perangkat ilmu yang telah dipelajari serta sudut pandang mereka yang unik.”

Lebih lanjut, kunjungan RI 1 ke negeri di mana ilmu pengetahuan telah lama dikawinkan dengan aktivisme pergerakan–maka sudah sewajarnya peristiwa langka ini tak bermuara pada euforia “ecek- ecek” semata; analisa mendalam dari pelbagai sisi akademik tentu sangat diharapkan muncul ke permukaan. Selain karena memang demikian adat kebiasaan kaum terpelajar, yang demikian juga turut menegaskan bobot intelektual Masisir di mata publik tanah air.

Tulisan yang ada di hadapan pembaca sekarang adalah hasil dari usaha pengklipingan yang dilakukan penulis antara tanggal 16, 17, 18, 19 dan 20 Desember atas surat kabar arus utama di Mesir. Koran Al-Ahram adalah sumber pokok tulisan ini, ditambah dengan harian El-Usbu’ dan El-Wathan sebagai pelengkap.

Muhyiddin M. Dahlan dalam bukunya Kronik Penculikan Aktivis dan Kekerasan Negara 1998 menyebutkan definisi kliping: “Memotong/menguggunting bagian koran/majalah dengan sistem tertentu”. Lanjutnya “Salah satu bagian penting dari ‘sistem tertentu’ tersebut adalah memilih tema atau topik dan disusun sedemikian rupa, dipresentasikan juga dengan pola yang khas”.

Kutipan terakhir M. Dahlan di atas jadi dalil penulis untuk memberikan sentuhan “penafsiran subjektif” atas tulisan wartawan yang dimuat di koran-koran yang telah di-kliping. “Pola yang khas untuk merepresentasikan hasil pengklipingan”. Demikian sekelumit pondasi dari tulisan ini.

Kronik 3 Hari Prabowo di Mesir

Selasa, 17 Desember: Presiden Prabowo didampingi delegasi terbatas lepas landas dari Lanud Halim Perdana Kusuma pukul 11:45 WIB. Mendarat di Bandar Udara Internasional Kairo pukul 20:18 waktu setempat, setelah menempuh kurang lebih delapan jam penerbangan. Presiden dan rombonga menginap di hotel St. Regis, New Capital, Kairo.

Rabu, 18 Desember: Presiden Prabowo berjumpa dengan presiden Abdel Fattah Al-Sisi di Istana Al-Ittihadiyah, Kairo. Setelah itu Presiden dan rombongan bertolak ke Kantor Grand Syekh Al-Azhar untuk bertemu dengan Grand Syekh Ahmad Thayyib. Acara selanjutnya adalah pertemuan dengan mahasiswa Indonesia di Al-Azhar Convention Center (ACC), Nasr City. Kegiatan hari ini ditutup dengan pertemuan bilateral presiden dengan PM Pakistan Shehbaz Sharif di hotel St. Regis, New Capital.

Kamis, 19 Desember: Pukul 11:00 waktu setempat, presiden beserta rombongan tiba di lokasi acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 . Acara berlangsung hingga sore hari. Setelah semua agenda pertemuan bilateral selesai, presiden dijadwalkan segera pulang. Sore pukul 18:15 CLT rombongan tiba di Bandara Internasional Kairo. Sebelum memasuki pesawat, presiden sempat melambaikan tangan ke arah rombongan yang melepasnya. Tepat pukul 18:45 CLT pesawat kepresidenan lepas landas.

Al-Ahram dan Urgensi Kliping?

Penulis memilih surat kabar Al-Ahram untuk menjadi bahan utama tulisan ini. Sangat beralasan, koran Al-Ahram adalah satu diantara surat kabar tertua di Mesir bahkan di Arab keseluruhan–yang masih eksis hingga hari ini. Al-Ahram sudah terbit sebagai harian sejak masa Grand Syekh Muhammad Abbasi Al-Mahdi. Mesir masih dipimpin Khedive Ismail Pasha waktu itu (yang menggunting pita peresmian Terusan Suez). Tiras harian Al-Ahram tersebar di kota besar dunia seperti London, New York, Frankfurt, Dubai dan Kuwait. Per hari ini Al-Ahram memegang rekor pemilik oplah terbesar serta koran paling dikenal di Mesir dan Arabic Country.

Sebagai informasi, berita yang dimuat di surat kabar harian adalah reportase peristiwa yang terjadi sehari sebelumnya. Berarti mayoritas peristiwa yang diberitakan di tanggal 17 adalah kejadian-kejadian yang terjadi di tanggal 16, begitu seterusnya.

Dengan asumsi demikian, penulis sengaja memilih permulaan usaha pengklipingan dimulai dari koran yang terbit sehari sebelum kedatangan Prabowo hingga sehari setelah kepulangannya. Hal ini diperlukan untuk memperoleh gambaran utuh perspektif pers lokal dalam usaha mereka meng-capture kunjungan kenegaraan pertama Presiden Indonesia–setelah kunjungan terakhir 11 tahun silam.

Mengapa pengklipingan koran Mesir ini penting? Hemat penulis, pengklipingan, plus pemberian tafsir atas reportase surat kabar sangatlah penting. Ia menjadi pengingat bahwa masa lalu terlalu penting untuk diabaikan, dan sekaligus memberikan jaminan bahwa apa yang pernah terjadi tidak hilang dari ingatan publik. Sekarang ini orang bisa mengatakan beragam soal tentang masa lalu dengan beragam cara. Namun, cukup “katakan dengan arsip” untuk membuat masa lalu itu hadir dalam ingatan kita.

Selain memberikan informasi tentang apa yang terjadi di sela-sela kunjungan Prabowo, surat kabar juga memberikan gambaran akan intensitas atensi publik lokal terhadap negara kita Indonesia; dalam hal ini kedatangan presiden sebagai perlambangan identitas nasional. Hal ini juga yang dilakukan mahasiswa Indonesia di Belanda antara medio 1920-1935 silam. Bung Hatta dan kolega di (PI) Perhimpoenan Indonesia sangat tekun menyimak perbincangan surat kabar lokal dalam usaha mengeker “arah angin” pergerakan.

Dalam konteks hari ini, kewibawaan nasional suatu bangsa dapat dilihat dari intensitas pemberitaan kunjungan tokohnya ke negara lain. Sebagai contoh, maraknya pemberitaan pers nasional seputar kunjungan Grand Syekh Al-Azhar ke tanah air di bulan Juli lalu dapat dimaknai penghormatan yang amat dari rakyat Indonesia akan sosok Grand Syekh an sich, lembaga Al-Azhar dan kepada bangsa Mesir secara umum. Upaya mengukur kebesaran Prabowo als persoon dan kewibawaan bangsa Indonesia di mata rakyat Mesir adalah sekian dari tujuan yang hendak disarikan dalam tulisan ini.

Koran Mesir Dari Tanggal 16, 17, 18, 19 dan 20

Al-Ahram Senin, 16 Desember: Koran hari Senin, (16/12) tak menyebutkan apa-apa tentang kunjungan Prabowo. Seperti yang penulis singgung di awal, berita yang dimuat di hari Senin adalah peristiwa yang terjadi di hari sebelumnya. Ketiadaan pemberitaan tentang kunjungan Prabowo cukup beralasan; Presiden Prabowo sendiri baru tiba di Mesir hari Selasa tanggal 17. Maka, dengan asumsi tadi, pemberitaan –mungkin– baru akan muncul di oplah tanggal 18.

Al-Ahram Selasa, 17 Desember: Persis dengan koran sehari sebelumnya, tidak ada satupun berita tentang kunjungan perhelatan KTT D-8, apalagi tentang kunjungan Prabowo. Tajuk utama Al-Ahram hari Selasa adalah reportase pertemuan bilateral Presiden Abdel Fattah Al-Sisi dengan Raja Abdullah II (Raja Kerajaan Jordan Al-Hasyimiyyah).

Al-Ahram Rabu, 18 Desember: Pemberitaan seputar KTT D-8 rupanya tak juga jadi tajuk utama di koran hari ini. Barulah di halaman 9, kolom Berita dan Keputusan Internasional, ada berita tentang KTT D-8. Judul tulisannya “Besok!, Acara KTT D-8 Akan Dibuka”. Tulisan yang dibuat oleh wartawan Iman Arif dan Amru Yahya ini menyertakan foto delegasi masing-masing negara anggota dalam Pertemuan Persiapan dan Pemantapan. Tampak di gambar, yang mewakili Indonesia adalah Ruliyansyah Sumira, juru bicara Kemenlu. Dalam kesempatan itu, Ruliansyah menegaskan, kehadiran langsung presiden Prabowo dalam rangka mendukung penuh forum ini serta serah terima jabatan ketua D-8 untuk periode 2026-2027.

Al-Ahram Kamis, 19 Desember: Penulis agaknya cukup terkejut saat melihat foto presiden Prabowo bersanding dengan presiden Abdel Fattah Al-Sisi terpampang gagah di halaman depan koran. Tampak RI 1 sedang duduk memakai jas hitam berdasi biru garis-garis. Kopiah hitam di kepalanya menambah aura gagah seratus persen. Tampaknya dia memang serius menjadikan kopiah hitam sebagai lambang pakaian resmi nasional.

Tajuk utama koran hari ini (19/12) berjudul “Kerjasama Strategis Menyeluruh Dengan Indonesia”. Dalam tulisannya, wartawan Ismail Gomah menuliskan “Presiden Sisi: Mesir dan Indonesia akan memperkuat kerjasama ekonomi, militer dan kebudayaan serta kesepahaman tentang keharusan penghentian bencana kemanusiaan di kawasan”.

Sedang dari sisi Indonesia, “Prabowo”, lanjut Ismail “mengapresiasi kepemimpinan Mesir atas forum D-8 serta keterlibatan Mesir yang sangat aktif dalam penyaluran bantuan ke jalur Gaza. Indonesia juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Mesir dalam upaya penyaluran bantuan ini”. Demikian tuturnya.

Tak sampai di situ, penulis makin bersemangat membaca koran hari Kamis (19/12), karena pemberitaan seputar Prabowo masih ada di halaman selanjutnya, bahkan di halaman 5, satu halaman full berisi reportase tentang kegiatan Prabowo.

Di halaman 5 sendiri, ada tiga tulisan dengan tiga foto berbeda. Tulisan paling atas merupakan sambungan dari tulisan Ismail Gomah di tajuk utama. Sedang dua tulisan di bawahnya berjudul “Dalam konferensi pers dengan Al-Sisi, Prabowo: Perlunya Menghentikan Konflik Bersenjata di Gaza dan Menjalankan Proses Perdamaian Menyeluruh di Suriah”. Dalam tulisan ini disertakan foto Prabowo bersama empat delegasi Indonesia sedang diterima oleh Presiden Al-Sisi di Hall Presidential. Adapun tulisan kedua di halaman 5 bertajuk “Kedua Presiden Mendiskusikan Perkembangan Politik Kawasan dan Global”. Di tulisan ini disertakan pula foto Prabowo dan Al-Sisi sedang mengikuti upacara penerimaan tamu di Istana Negara Mesir.

Belum selesai, di halaman 4 terdapat satu tulisan yang memberitakan pertemuan Prabowo dengan Grand Syekh Al-Azhar. Tampak foto Prabowo, Grand Syekh Ahmad Thayyib dan seorang penerjemah. Tulisan yang menyertai foto ini berjudul “Grand Syekh: Kewajiban Merapatkan Barisan Arab dan Umat Muslim Untuk Menghadapi krisis-krisis”. Ditulis oleh Nadir Abu Al-Futuh.

Al-Ahram Jumat, 20 Desember: Di koran hari ini, tajuk utama masih seputar KTT D-8. Foto para pemimpin negara anggota seusai penutupan KTT jadi gambar terbesar dalam halaman depan. “Deklarasi Kairo” adalah kumpulan keputusan penting yang diambil dalam perhelatan dua hari KTT.

Di halaman 4, ada lima tulisan yang memuat reportase pertemuan bilateral presiden Al-Sisi dengan lima kepala negara anggota. Dari kiri atas ada laporan pertemuan Al-Sisi dengan Presiden Republik Islam Iran. Selanjutnya, laporan pertemuan bilateral Sisi dengan Erdogan (Turki), Mahmoud Abbas (Palestina). Mikati (PM Lebanon) dan Muhammad Yunus (Plt. PM Bangladesh). DI koran edisi ini tidak ada lagi reportase tentang Prabowo.

Tiga Analisis Kunjungan Prabowo Di Dalam Koran-koran Mesir

Hemat penulis, setidaknya ada tiga hal penting:

  1. Atensi masyarakat lokal yang tinggi akan bangsa

Dewan redaktur dan direksi Al-Ahram tentu saja jeli menangkap selera pembaca mereka. Keputusan Al-Ahram lebih memilih memuat berita tentang Prabowo dibanding tujuh pimpinan negara anggota D-8 yang juga turut hadir mengindikasikan atensi publik Mesir yang tinggi terhadap berita seputar Indonesia. Hal ini sangat terlihat dalam koran edisi Kamis, (19/12). Dari total 17 halaman yang ada, ada lima foto yang memuat wajah Prabowo terpampang di tiga halaman berbeda. Bahkan, delegasi Republik Indonesia yang mengekori Pak Prabowo juga kebagian jatah masuk koran, seperti Seskab Mayor Teddy.

  1. Peran Penting Indonesia di Kancah Politik

Banyaknya tulisan yang mengutip sambutan Prabowo –baik dalam konferensi pers bersama Al-Sisi atau di sesi KTT–telah membuka mata kita akan peranan Indonesia dalam forum internasional. Keberanian Prabowo menyatakan terma “Devide at impera” di muka sidang telah secara tajam menghujam jantung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang duduk beberapa meter darinya. Turki memang dianggap jadi dalang utama carut marut kondisi politik Suriah. Bisa dibilang, dari delapan pimpinan negara anggota, pidato Prabowo lah yang paling badas dan ‘membakar’. Terlepas dari apapun motifnya, perlu kiranya kita apresiasi kerja diplomatik Prabowo ini.

  1. Hubungan baik Al-Azhar dan Indonesia

Selain karena memang Grand Syekh Ahmad Thayyib merupakan media darling, pemberitaan pertemuan Grand Syekh dengan Prabowo di gedung Masyikhah ini menegaskan hubungan baik antara Mesir (Al-Azhar) dengan bangsa Indonesia. Sebagai institusi pendidikan, perhatian Prabowo dan rombongan dalam bentuk ‘sowan’ ke Grand Syekh membawa pesan harmonis Indonesia dan Mesir. Barangkali selain ‘sowan’, kunjungan Prabowo ini bisa jadi merupakan kunjungan balasan pada Grand Syekh yang Juli lalu diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara.

Hal ini memang menegaskan tesis yang menyebutkan relasi Mesir-Indonesia adalah relasi akademis, politis dan kebudayaan, sangat sehat dan produktif. Berbeda jauh dengan relasi salah satu negeri Arab lain yang dalam sejarahnya lebih merupakan relasi dagang dan importing kebudayaan kontraproduktif (soal ini perlu dibuatkan satu tulisan khusus).

Penutup

Tulisan ini tak berdasar satu apapun kecuali bentuk sumbangsih akademik penulis sebagai seorang –yang dalam istilah Prof. Kunto– disebut Sejarawah Akademik di lingkungan tempat penulis tinggal; Masisir.

Selain itu, tulisan based on kliping-an ini bertujuan membangkitkan kembali semangat membaca surat kabar di kalangan kita mahasiswa. Sebagai kaum terpelajar, koran merupakan “denyut nadi sosial” masyarakat dimana tempat kita tinggal. Penulis percaya, aktivisme Masisir hari ini makin tidak mempunyai bentuk karena ketercerabutan mereka dari tradisi menulis. Sepanjang sejarah, kayu bakar tradisi menulis aktivis itu adalah koran. Sebab itu, tulisan berbasis kliping-an koran ini penulis ketengahkan ke hadapan sidang pembaca Masisir sekalian.

Sebagai penutup, biarlah kalimat Pramoedya ini menjadi ikhtititam kita:

“Ya, kalau kekuasaan nggak memperhatikan sejarah, publik yang memperhatikan. (…). Setiap terpelajar mulailah mendokumentasikan sejarah”.

Tabik, Rifalhdoh.

Mari bergabung untuk mendapatkan info menarik lainnya!

Klik di sini
Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad