Selamat Hari Sarjana Nasional 2025, Ini Sarjana Pertama Masisir di Al-Azhar!
Informatikamesir.net, Kairo – 29 September 2025 merupakan peringatan Hari Sarjana Nasional. Peringatan ini pertama kali digaungkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2014 lalu.
Kedatangan pelajar dan mahasiswa Indonesia ke Mesir pada abad ke-19 dipengaruhi oleh semangat menuntut ilmu, khususnya ilmu agama Islam di Universitas Al-Azhar yang menjadi pusat ilmu pengetahuan Islam setelah Makkah dan Madinah. Hubungan Indonesia-Mesir secara signifikan terjadi setelah Perang Dunia I ketika seorang mahasiswa Indonesia Syekh Ismail Muhammad Al-Jawi mendirikan Riwaq Jawi atau Ruaq Jawa (asrama Jawa) di Universitas Al-Azhar. Kata “Jawa” digunakan sebagai pengganti kata “Indonesia” di negara-negara Arab karena di masa penjajahan Jawa menjadi pusat pemerintahan, kebudayaan, pendidikan, dan ekspor-impor. (Sumber: Wacana Journal of the Humanities of Indonesia)
Namun pertanyaannya, siapakah orang Indonesia yang pertama kali berhasil meraih gelar studi di kampus tersebut?
Soebagijo I.N (1924-2013), penulis biografi dan wartawan senior kelahiran Blitar, Jawa Timur, menjawab dalam tulisannya yang dimuat di 70 Tahun Professor. Dr. H.M Rasjidi (1985). Menurut dia, Janan Thaib lah putra Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar dari Al-Azhar.
Menurut artikel resmi historia.id orang Indonesia pertama yang belajar di Masjid al-Azhar, cikal bakal Universitas al-Azhar, adalah Abdul Manan Dipomenggolo sekira tahun 1850. Dia merupakan pendiri Pesantren Tremas, Pacitan, Jawa Timur, dan juga kakek dari Syekh Mahfudz Tremas.
Sedangkan orang Indonesia pertama yang meraih derajat tertinggi (al-alimiyyah) dari Universitas al-Azhar adalah Janan Thaib. Dia lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, tahun 1891. Dia pergi untuk belajar ke Makkah pada 1911. Delapan tahun kemudian, pada 1918, dia menempati peringkat ketujuh di Universitas al-Azhar dan lulus dengan gelar alamiyyah pada 1924.
Presiden PPMI Mesir Pertama
Diambil dari situs resmi PPMI Mesir, Pada tahun 1923 terdapat sebuah organisasi induk yang menghimpun para pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir yang bernama Jam’iyyah Khairiyah Li al-Thalabah al-Azhariyah al-Jawiyyah (Organisasi Sosial Mahasiswa Al-Azhar Asal Jawa) sebelum mengalami berbagai perubahan nama hingga menjadi PPMI Mesir (Persatuan Pelajar & Mahasiswa Indonesia di Mesir).
Janan Thaib memimpin organisasi mahasiswa Indonesia di Mesir, presiden pertama PPMI Mesir yang dibentuk pada 14 September 1923.
“Perkumpulan ini, dengan Djanan Taib dari Minangkabau sebagai presiden pertamanya, menjadi forum penting bagi komunitas Jawi di Kairo,” tulis Jajat Burhanudin dalam Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim Dalam Sejarah Indonesia.
Jam’iyyah al-Khairiyyah dibubarkan pada 1937 karena terlalu masuk ke ranah politik, sementara para mahasiswa mestinya fokus pada pendidikan. Kemudian, Perhimpunan Pemuda Indonesia dan Malaya yang merupakan pengganti dari Jam’iyyah al-Khairiyyah pun tetap tidak bisa menghindari politik.

Menurut Muhammad Zein Hassan dalam Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, waktu itu nama “Indonesia” belum dikenal orang dan nama “Jawa” meliputi seluruh wilayah Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaya, Siam, dan Filipina. Meskipun dalam surat izin berdirinya No. 323 untuk kegiatan-kegiatan sosial, perhimpunan itu juga mulai memperkenalkan dan mendorong rakyat Indonesia untuk memenangkan tuntutan-tuntutan nasional sebagaimana yang dikumandangkan dalam majalah mahasiswa Indonesia kala itu, Seruan Azhar.
Reporter: Muhammad Faiz Ardhika
Editor: Muhammad Naufal Luthfi
Mari bergabung untuk mendapatkan info menarik lainnya!
Klik di sini