Wartawan Metro TV sedang memberikan materi tentang Nilai-nilai Berita dan Dasar-dasar Jurnalistik (Dok. Informatika/Defri)
Informatikamesir.com, Kairo – “Saya paham bahwa ternyata memang anak-anak di sini punya konsen tinggi terhadap jurnalistik, dan pinter-pinter” kata Ade Mulyana, selaku wartawan Metro TV yang menjadi pemateri Pelatihan Media dan Jurnalistik pada Kamis (5/9) di KBRI Kairo.
Awal yang membuat wartawan Metro TV ini terkesan dengan jurnalis Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) adalah usai mendengar pertanyaan pertama yang diajukan oleh salah satu jurnalis Masisir yang hadir saat itu. Pertanyaan terkait framing, dimana framing ini baru Ade pahami saat ia masih duduk di bangku kuliah semester lima. Ia mengakui kesalahan perkiraannya, jurnalis Masisir diberikan materi tingkat satu, padahal seharusnya sudah tingkat lima. Ini juga yang membuatnya yakin bahwa anak-anak Masisir sudah hebat dan maju pemikirannya.
Ade Mulyana menjelaskan bahwa awalnya ada tiga materi yang tersedia: Media Relation, Media Manajemen, juga Nilai-nilai Berita dan Dasar-dasar Jurnalistik. Namun, ia mengambil materi yang menurutnya paling dasar, atau dikatakan tingkat satu, yakni Nilai-nilai Berita dan Dasar-dasar Jurnalistik. Hal ini karena sebelumnya ia juga pernah memberikan materi di sebuah media kampus tentang Media Relation, ternyata terlalu tinggi. Ia sudah menerangkan panjang lebar, audiens masih tidak paham dengan apa yang dipaparkan.
“Pertanyaan kedua, makin meyakinkan, oh memang oke fiks, anak-anak di sini pinter-pinter. Apalagi mereka konsen terhadap jurnalistik gitu sih,” ungkap Ade Mulyana kepada kru Informatika.
Terakhir Ade berpesan kepada seluruh jurnalis Masisir, bahwa menjadi jurnalis itu tidak susah, dan juga tidak gampang. Tidak susah dalam artian, siapapun bisa menjadi jurnalis. Baik basic atau background-nya dari ekonomi, hukum, dan lain sebagainya. Karena nanti akan jadi jurnalis hukum, jurnalis ekonomi, jurnalis politik, dan lain-lain.
“Terus kalo misalnya mau bikin konten-konten Youtube, jangan mengejar kebaruan. Karena nggak bakal terkejar. Kejar-kejarlah sidebar-sidebar dan sebuah peristiwa. Bisa ketika terjadi kecelakaan di Mesir misalnya, kecelakaan beruntun. Yah, jangan mengulas kecelakaannya aja, tapi coba deh analisa berapa kendaraan yang lalu-lalang di Mesir, apakah ini over kapasitas atau tidak, peraturannya seperti apa, jadi itu yang seharusnya digali,” tambahnya di akhir wawancara.
Reporter: Defri Cahyo Husain
Editor: Zaenal Mustofa
Comment