Informatika Mesir
Home Sorotan Kisah Umar bin Khattab dan Asal Mula Perbedaan Ilmu Qiraat

Kisah Umar bin Khattab dan Asal Mula Perbedaan Ilmu Qiraat

Oleh: Taufiq Rahman

Suatu perbedaan merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan manusia. Contohnya perbedan warna kulit, bahasa, suku, budaya dan lain sebagainya. Al-Quran sebagai kitab yang paling otoratif dalam islam mempunyai subtansi yang tetap dan tidak dapat berubah.

Akan tetapi jika ditelaah secara mendalam, kita akan menemukan adanya beberapa perbedaan yang menjadi keistimewaan tersendiri bagi Al Qu’ran, contoh mudahnya perbedaan dalam segi membaca dan memahaminya. Timbullah sebuah pertanyaan, mengapa terjadi perbedaan dalam bacaan Al-Qur’an?

Bukankah Al-Qur’an yang diterima oleh Nabi Muhammad sama dengan yang dihadapan kita sekarang?

Jawaban sederhananya karena di balik semua itu Allah Swt. telah menyiapkan suatu hikmah yang luar biasa bagi mereka yang pandai mentadaburinya. Terdapat kisah menarik antara Sayidina Umar bin Khattab dan Hisyam bin Hakim. Suatu ketika Umar bin Khattab berjalan menemui Hisyam bin Hakim yang tengah berdiri melaksanakan shalat, lebih tepatnya ia sedang membaca Surat Al-Furqan.

Kemudian ketika Umar menyimak dengan seksama ia mendapati bahwa bacaan yang dilantunkan oleh Hisyam berbeda dengan yang diajarkan Rasulullah. Umar mengira bahwa Hisyam telah menyimpang dari bacaan yang semestinya, mendengar bacaan tersebut, sahabat yang mendapat julukan Al-Farouq itu merasa geram dan kesal, hampir saja ia melabrak Hisyam ditengah shalatnya, akan tetapi ia mengurungkan niatnya lalu menunggu Hisyam hingga selesai mengucapkan salam.

Tanpa basa basi Sayidina Umar langsung menarik kerah baju Hisyam dan berkata “Siapa yang membacakan kepadamu bacaan surat yang kudengar tadi?,” sontak Hisyam kaget lalu menjawabnya “Rasulullah lah yang telah membacakannya kepadaku.“

Umar menimpalinya “Sungguh engkau telah berbohong, karena Rasulullah telah mengajariku bacaan yang berbeda dengan yang kau ucapkan.“

Tanpa pikir panjang Sayidina Umar menyeretnya sambil memegang kerah baju Hisyam tersebut guna mengadukan permasalahan tersebut kepada Rasulullah Saw. Sebagai sosok yang penuh kearifan dan kebijaksanaan Rasulullah pun menyuruh keduanya mengulangi bacaan yang mereka berdua ketahui. Kemudian Rasulullah pun menjelaskan bahwa bacaan keduanya benar sesuai dengan Al Quran ketika diturunkan oleh Malaikat Jibril. Rasulullah juga menegaskan sabdanya “Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan dengan tujuh macam bacaan. Maka bacalah yang mudah untuk kalian dari tujuh macam bacaan itu.”

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa perbedaan bacaan atau yang biasa kita kenal dalam ilmu qiraat itu sudah terjadi sejak zaman Rasulullah Saw. Mengutip perkataan Imam Nawawi bahwa sebab Al-Qur’an diturunkan dengan corak yang berbeda agar mempermudah dan meringankan orang yang membacanya.

Sebagai penutup dari kisah diatas, setidaknya ada dua pelajaran yang dapat dipetik serta direflesikan dalam kehidupan yang penuh dengan perbedaan dan problematika seperti sekarang ini. Pertama; sebagai seorang muslim yang bijak, jangan sampai kita terlalu gampang menyalahkan orang lain hanya karena ia berbeda pendapat dan pandangan terhadap sesuatu, dengan catatan perbedaan tersebut masih dalam ambang batas wajarnya. Kedua; ketika terjadi suatu problematika, hendaklah meminta penjelasan atau klarifikasi terlebih dahulu sebelum memberikan ketentuan dan menghakiminya.

Mari bergabung untuk mendapatkan info menarik lainnya!

Klik di sini
Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad