Informatikamesir.net, Kairo – Panitia Pemilu Raya (PPR) 2024 kembali menggelar debat kandidat kedua dengan mengundang tiga panelis ahli dalam bidang akademik, organisasi dan diplomasi . Para panelis melontarkan berbagai pertanyaan kepada setiap paslon terkait isu masisir dan solusinya.
Pada sesi pertama, Agung Saputro, selaku panelis dalam bidang akademik menanyakan terkait konsep yang telah dibuat dan langkah realisasinya sebagai Capres dan Cawapres PPMI Mesir untuk optimalisasi ranah kajian dan diskusi, talaqqi dan ranah perkuliahan program sarjana hingga doktoral.
Razi Alfi Al Faiz, Capres nomor urut satu menawarkan program unggulan bernama Masisir berpikir yang menjadi wadah kajian dan diskusi ilmiah produktif, sentralisasi informasi talaqqi dan mengaji serta pengadakan kerjasama dengan pihak terkait seperti senat mahasiswa dan bagian administrasi kuliah dari jenjang sarjana hingga doktoral.
Berbeda dengan paslon satu, Ahmad Rizaly Baksir berjanji akan menghidupkan kembali program seperti Diksi, Suara PPMI dan Himmah agar masisir dapat berdiskusi dan sebagai forum kajian. Dalam dunia talaqqi, pria asal Maluku ini memiliki program Azharriyun Ana yang akan memusatkan kegiatan masisir di Masjid Al-Azhar, dan menggandeng senat dalam dunia perkuliahan.
Di sesi kedua, panelis bidang organisasi, Arief Mughni menanyakan perihal urgensi PPMI Mesir bagi seorang Capres dan Masisir, serta menanyakan perbedaan antara ketua dan wakil ketua dalam ranah organisasi dari sudut kacamata Wakil Presiden.
Ahmad Rizaly menuturkan, PPMI Mesir sebagai wadah meningkatkan jati diti, mengembangkan skill dan potensi. Tidak hanya itu, PPMI Mesir ia ibaratkan bak orang tua yang menjaga dan mengayomi Masisir.
Berbeda halnya dengan Razi Alfi, ia menilai bahwa urgensi PPMI Mesir bagaikan manusia yang tak bisa hidup sendiri, melainkan harus berkelompok agar dapat berjalan bersama lebih jauh dan melakukan hal besar.
Cawapres dari kedua kubu pun turut menjawab terkait perbedaan ketua dan wakil ketua. Cawapres nomor urut dua, Muhammad Fathan Roshish menilai antara ketua dan wakil ketua layaknya seorang partner yang saling melengkapi kekurangan satu sama lain dan dapat memberikan dinamisme yang berpengaruh dalam kebijakan tertentu.
Namun, Ari Pratama paslon satu melontarkan bahwa peran wakil ketua dalam hal mendampingi, bekerjasama dan menemani seorang ketua. Ia menilai, bahwa partner bukanlah sama rata sama rasa, melainkan bagaimana memposisikan diri dengan porsi dan tugasnya masing-masing.
Panelis terakhir, Yusuf Abdullah dalam bidang diplomasi menanyakan terkait potensi utama dari PPMI Mesir yang dapat ditawarkan kepada pihak lain perihal diplomasi dan penyelesaian berbagai masalah dalam lingkup Masisir melalui diplomasi.
Paslon nomor satu menjelaskan bahwa permasalahan dalam diplomasi adalah lantaran kepengurusan yang hanya satu tahun, sehingga menurutnya perlu menyusun visi diplomasi yang berjenjang dan berprofit baik jangka pendek maupun jangka panjang. Ia juga menambahkan bahwa membangun hubungan diplomasi haruslah secara personal dan bukan struktural.
Jawaban berbeda disampaikan oleh paslon nomor dua. Menurutnya permasalahan PPMI Mesir dalam bidang diplomasi adalah tentang tranformasi nilai yang tidak berjalan karena mungkin perbedaan arah politik dari setiap presiden. Sehingga harus menentukan tujuan dari diplomasi yang ingin dituju terlebih dahulu, lantaran sudah memiliki banyak potensi, karya ilmiah dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Reporter: Abdullah Nur Qalbi, Ahmad Khairil Imam
Editor: Y.S. Tenra Septu Amin
