Wisuda PPMI Mesir 2023, Kuak Pemakzulan Monarki, Konsep dan Kejelasan Nota

Feature0 Views

Informatikamesir.net, Kairo – Dari tahun ke tahun, wisuda PPMI Mesir selalu menjadi buah bibir Masisir. Ditambah dengan berbagai bumbu kontroversi dua tahun terakhir. Berdiri tanah menyongsong langit, wisuda kali ini menanggung ekspektasi tinggi berupa janji dan berbagai harapan peserta wisuda. Lantas, bagaimana sistem kepanitiaan wisuda tahun ini? Akankah kontroversi dua tahun terakhir tidak terulang kembali? Bagaimana dengan pengelolaan keuangan dan nota wisuda tahun ini? Berikut data yang kami kumpulkan melalui wawancara dengan pihak terkait.

Sistem Perekrutan Panitia

Berkaca dengan wisuda PPMI Mesir sebelumnya, tidak semua Masisir mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi sebagai panitia. Seakan terdapat monarki yang tidak bisa digapai oleh sembarangan orang. Selain itu, juga terdapat Dewan Pengurus (DP) PPMI Mesir yang kerap berselisih dengan panitia wisuda itu sendiri. Oleh karena itu, kepanitiaan wisuda dipandang tertutup bahkan eksklusif.

Presiden PPMI Mesir, Rahmat Iqbal, menjelaskan sistem perekrutan panitia yang berbeda dengan sebelumnya. Kepanitiaan wisuda kali ini menerapkan kebijakan baru, yaitu mengadakan open recruitment (oprec) dan audiensi kepada para peserta wisuda. Mereka turut andil menyampaikan keinginan dan masukan terkait segala hal yang berkaitan dengan wisuda. Hal tersebut ditujukan demi kepuasaan atas sesuatu yang telah dibayar. Selain itu, ia menegaskan akan pentingnya komunikasi antar peserta wisuda dengan pihak PPMI Mesir dan para panitia, untuk mencegah terjadinya miskomunikasi.

Menanggapi kesan monarki kepanitiaan, Ketua I Panitia Wisuda PPMI Mesir, Naufal Ramadhani Yanugraha yang sudah memulai kepanitiaan wisudanya sejak tahun lalu mengaku sakit hati.

Wajah memerah tanda tak senang, terlihat dari respon Naufal ketika ditanya perihal desas-desus adanya dualisme wisuda PPMI Mesir dan Markaz Tathwir.

“Wah, jangan dibandingin kalau tahun lalu Markaz Tathwir (bentrok). Tahun ini justru komunikasinya wisuda itu (Markaz Tathwir) kita dukung dan kita sokong bantuan,” banding Naufal.

Ia membantah anggapan bahwa panitia wisuda merupakan kepanitian eksklusif , melainkan kepanitiaan panjang tapi singkat (istilah). Tidak ada kepanitiaan Masisir, khususnya PPMI Mesir yang panjang seperti ini, dengan timeline yang begitu padat, sehingga tidak cukup waktu untuk memulai chemistry dari awal.

Maka demi mengurangi pragmatisme eksklusif, pada tahun ini sistem perekrutan panitia diinisiasi dengan proses screening oleh Badan Pengurus Harian (BPH) PPMI Mesir. Menurut Naufal, 60 sampai 70 persen panitia tahun ini merupakan hasil oprec. Sementara itu, panitia-panitia lama yang sudah berpengalaman dijadikan koordinator.

Berbeda hal dengan wisuda Markaz Tathwir, Ketua Panitia Wisuda Markaz Tathwir, Azka Sabilarrosyad justru membentuk kepanitiaan dengan konsep close recruitment lantaran waktu yang singkat.

“Tanggal 20 Oktober ini kita baru dapat kabar. Acaranya akan diadakan tanggal berapa kitapun belum tahu. Besoknya baru ada kabar lagi, jadi bisa dibilang tersisa sembilan hari dan itu belum terbentuk apapun dari panitia,” tutur Azka.

Saling Senggol Panitia, Apakah Masih Terjadi?

Tidak seperti tahun lalu, Naufal mengatakan bahwa komunikasi antar panitia wisuda Markaz Tathwir dan wisuda PPMI Mesir berjalan baik dan saling menguntungkan. Bahkan, Naufal terang-terangan menganjurkan para wisudawan ikut wisuda yang digagas Dr. Nahla Al-Saeedi tersebut.

“Justru kalau antum pernah lihat status, malah kita menganjurkan untuk ikut wisuda sana (Markaz Tathwir), kalau (wisudawan) mau. Ini untuk menunjukkan bahwa kondisi saat ini bukan dua wisuda yang berbeda seperti tahun lalu.”

Ketua Panitia Wisuda Markaz Tathwir, Ilzam Farouq juga mengakui bahwa antara pihak PPMI Mesir dan Markaz Tathwir tidak ada pertentangan dan senggolan apapun.

Justru sebaliknya, mereka saling support dengan cara mencari solusi bersama, saling membantu dan meminta pendapat kepada yang lebih berpengalaman, yaitu PPMI Mesir.

“Kita nggak saling mencomot, atau menggiring. Oh ini sudah daftar, kita comot, kita ambil, meneror begini-begini, nggak,” ujar Ilzam sewaktu dimintai keterangan pada Senin, (30/10/2023) di Al-Azhar Conference Center (ACC).

Terkait sikap kooperatif antara kedua belah pihak panitia, Rahmat Iqbal membenarkan hal tersebut.

Konsep Wisuda Dua Hari

Naufal juga memaparkan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara kepanitiaan tahun lalu dan tahun ini. Perbedaan tampak terlihat dari pembentukan panitia hingga konsep hari pelaksanaan yang berubah dari tahun lalu.

Ditanya terkait konsep dua hari, Ketua II Panitia Wisuda PPMI Mesir, Risa Aulia Rahmi mengatakan bahwa alasannya karena jumlah peserta yang mendaftar. Tahun ini terdapat 1107 wisudawan/wisudawati sedangkan tahun lalu sekitar 800-an.

“Memang untuk tempat kali ini, di ACC, nggak bisa menampung sebanyak itu. Makanya dilaksanakan dua hari. Untuk tentatif acara dalam dua hari itu tidak ada yang berbeda. Bahkan rentetan acaranya seperti sambutan, pembacaan tilawah alquran., itu sama. Yang membedakan hanya hari pertama fakultas ini dan hari kedua itu,” ungkap Risa.

Suasana wisuda PPMI Mesir beberapa tahun terakhir
Suasana wisuda PPMI Mesir beberapa tahun terakhir

Adapun terkait kemeriahan wisuda pada hari pertama dan hari kedua akan tetap sama, Risa menegaskan bahwa pihaknya tetap mengusahakan yang terbaik untuk wisudawan/wati.

“Kita mengusahakan, bahkan untuk pembagian tamu tokoh-tokoh penting, sudah kita list pembagiannya. Jadi semisal beliau berhalangan di hari pertama kira-kira siapa yang di hari kedua, kalau misalkan dia bisa di hari kedua saja, siapa yang di hari pertama. Kemudian siapa yang memberi sambutan, siapa yang men-takrim, kita bagi porsinya. Yang pasti, para tokoh-tokoh besar seperti grand syekh, kita undang selama dua hari,” paparnya.

Ratusan Nota Tidak Valid, Akankah Terulang?

Terkait sirkulasi keuangan, Risa yakin kejadian tahun lalu tidak akan terulang pada kepanitiaan wisuda PPMI Mesir tahun ini. Bahkan ia menyebutkan kali ini sampai merekrut orang terbaiknya untuk memegang bagian-bagian penting dalam kepanitiaan wisuda PPMI Mesir.

“Kebetulan ana (saya) sekretaris wisuda tahun lalu. Jadi memang sedikit bersinggungan karena nge-arsipin LPJ. Itu memang kesalahan kami soal nota. Kalau antum boleh tahu, di kepanitiaan besar dan kepanitiaan kecil pun hilangnya nota bisa jadi ada, seperti belanja ke baqalah (warung) dan sebagainya (yang tidak ada faturohnya),” ungkap Risa.

Menurut Risa, tahun lalu memang kebetulan terjadi beberapa musibah, seperti kehilangan arsip di salah satu divisi dan sebagainya. Risa juga mengakui bahwa mereka luput perhatian terhadap nota seperti seringkali belanja tanpa mencatatnya dan hanya melaporkan laporan keuangan. Namun, saat ini pihaknya sudah bekerja sama dengan bendahara semua divisi untuk memperbaiki hal ini. Progresnya berjalan baik dengan adanya pelaporan keuangan kepada bendahara, pengaturan nota dan sebagainya. Mereka berusaha untuk memastikan transparansi dan penyusunan nota di tahun ini, karena hasilnya akan terlihat pada akhir tahun.

Presiden Iqbal, menyatakan akan bertanggung jawab penuh atas kepanitiaan wisuda kali ini.

“Seandainya, siapapun itu, kepanitiaan apapun itu, misalnya terjadi kesalahan, kita bertanggung jawab atas mereka. Misalnya ada uang dari kepanitiaan acara ini, misalnya tidak dilaporkan. Kemudian MPA (Majelis Permusyawaratan Anggota)-BPA (Badan Perwakilan Anggota) memutuskan, ini harus dicari, diusut tuntas. Ya, kita bertanggung jawab, semua kepanitiaan, bukan hanya wisuda saja. Karena SK-nya kita yang mengeluarkan,” ujarnya sore itu.

Reporter: Nahwa, Atsilla, Naila, Nur Qolbi, Julia, Dina, Khairil

Editor: Tenra Amin, Nur Taufiq

Comment