Menu

Mode Gelap
Menyoal Politik Kronisme ala PPMI Mesir Pilpres 2024, Mendag: Tiga-tiganya Pasti Pancasilais Ittiba 2023, Mahasiswa Baru Diajak Berburu Harta Karun Komentari Laga Final GSC, HNW: Pertunjukan Yang Sangat Luar Biasa Dari Skandal Investasi, Penipuan, Hingga Penggelapan Gaji

Analisis Ringan · 4 Apr 2023 19:12 ·

PPR 2023: Catatan untuk PPR, Paslon, dan Masisir


PPR 2023: Catatan untuk PPR, Paslon, dan Masisir Perbesar

Oleh Rahmadi Prima
Panitia Pengawas PPR 2023
Moderator Debat Kandidat PPR 2023

Informatikamesir.net, Kairo – Terhitung nyaris satu tahun sejak penulis menyusun tulisan dengan tema dan judul yang nyaris sama, tentang Debat Kandidat Pekan Pemilu Raya (PPR) PPMI Mesir. Apabila di tahun lalu penulis lebih fokus kepada catatan kepada kedua pasangan calon (Paslon) dalam acara debat kandidat, pada tahun ini penulis akan menulis lebih umum.

Untuk permulaan, mari kita kembali mengenal kedua Paslon. Untuk Paslon pertama adalah saudara Rahmat Iqbal dan Iqbal Ibnu Farhan. Sedangkan untuk Paslon kedua adalah Dandi Azhari Nasution dan Lalu Prawira Badrussalam. Keempatnya dapat kita katakan merupakan kader-kader terbaik Masisir yang berani untuk unjuk gigi dalam kontestasi pesta demokrasi PPMI Mesir. Bagaimanapun, penulis apresiasi kepada kedua Paslon atas keberanian dan kepercayaan dirinya.

Sebagaimana yang kita saksikan kemarin, kedua Paslon ini telah dipertemukan dalam sebuah sesi sakral dalam proses ‘uji kelayakan’ sebelum dapat mengemban dan melanjutkan estafet kepemimpinan PPMI Mesir dalam agenda Debat Kandidat PPR 2023. Dalam agenda ini juga, penulis diberikan kepercayaan untuk memimpin acara sebagai moderator.

Sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh elemen yang terlibat, izinkan penulis memberikan catatan untuk yang mungkin dapat dijadikan evaluasi, kritik, masukan, atau juga angin lewat. Adapun catatan-catatannya adalah sebagai berikut:

Catatan untuk PPR
Sebelumnya penulis ingin memberikan sedikit pemahaman penulis kepada pembaca terkait Debat Kandidat yang diadakan oleh panitia PPR. Debat Kandidat merupakan satu proses di antara beberapa proses yang dilaksanakan guna menguji kelayakan Paslon di hadapan Masisir. Hal ini merupakan hal umum untuk dilaksanakan di berbagai negara yang mengusung konsep demokrasi.

Debat kandidat sendiri juga sudah berlangsung dari tahun ke tahun dalam proses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden PPMI Mesir. Hanya saja dari tahun ke tahun terjadi perubahan dan perbaikan konsep untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan relevansi atas PPMI Mesir itu sendiri.

Pada tahun ini, konsep debat dibagi menjadi 6 segmen dengan uraian sebagai berikut: Segmen 1; pemaparan Visi Misi dan Program Unggulan, Segmen 2; terbagi menjadi dua sesi yakni sesi pertanyaan umum dan sesi dialog interaktif, Segmen 3; pertanyaan antar Paslon, Segmen 4; tes linguistik yang terbagi menjadi dua sesi yakni sesi Arab Fushah dan Arab Ammiyah, Segmen 5; debat eksporatif, dan Segmen 6; terbagi menjadi 4 sesi antara lain; sesi pertanyaan lintas Tim Sukses (Timses), pertanyaan dari survey Masisir, pertanyaan dari Reguler Audience, dan terakhir pertanyaan dari Presiden, Wapres, dan Wihdah.

Pertama, penulis hendak mengapresiasi atas diinisiasinya segmen tes linguistik. Dengan adanya segmen ini, Masisir dapat melihat dengan jelas kapasitas berbahasa dari masing-masing Paslon. Bahkan untuk sesi Ammiyah, menjadi sesi yang paling seru baik bagi panitia, Paslon, dan audients sebagaimana yang pembaca saksikan di siaran langsung.

Kedua, penulis hendak menyampaikan sebuah kritik dan catatan besar yakni terlalu lamanya proses agenda debat. Secara umum, debat kandidat dilaksanakan dengan durasi sepanjang tujuh jam, dimulai pukul 13.30 hingga pukul 20.30 CLT. Durasi yang terlampau panjang ini penulis rasa cukup menghabiskan energi bagi kedua Paslon, juga panitia.

Ketiga, masukan. Sebelumnya penulis sempat berdiskusi terkait urgensi di setiap segmen kepada Koordinator Debat PPR, Najiyulloh Alfan. Kami sepakat bahwasanya seluruh segmen merupakan segmen penting yang tidak dapat dihapuskan. Sehingga penulis ingin menyampaikan ide dan gagasan baru.

Bagaimana jika, debat kandidat diadakan menjadi dua sesi yang berbeda. Apabila durasi kampanye adalah 10 hari, maka debat akan dilaksanakan pada hari ke 4 dan hari ke 9. Untuk sesi satu; pengenalan Visi Misi dan Program Unggulan, pertanyaan umum, dialog interaktif, dan tes linguistik. Selanjutnya sesi 2 diisi dengan pertanyaan dari Masisir, lintas Timses, dan pertanyaan dari Presiden, Wapres, dan Wihdah. Atau mungkin dapat dirombak dan disesuaikan oleh panitia sebagaimana baiknya.

Sehingga setiap sesi dapat dioptimalkan dan setiap Paslon dapat menjaga performanya masing-masing. Tentu konsekuensinya adalah harga yang harus dibayar akan lebih banyak; baik secara energi mental panitia dan finansial kepanitiaan.

Terakhir, pendek saja, tentang pemilihan Online. Penulis rasa, panitia masih belum mematangkan sistem pemilihan jarak jauh secara regulasi. Hal ini dibuktikan dengan adanya syarat tambahan yakni bukti izin tinggal untuk anggota yang berada di luar Kairo. Belum lagi minimnya edukasi dan penyebaran informasi secara masif sehingga masih banyak anggota yang belum mengetahui opsi kemudahan ini pada tahun ini.

Catatan untuk Paslon
Tidak banyak yang dapat penulis sampaikan, namun sebagai moderator, meski sedikit blunder di awal acara, ingin menyatakan bahwasanya debat kemarin dirasa ‘kurang gurih dan kurang pedas’. Penulis banyak mendengar jawaban-jawaban yang masih bersifat abstrak dan kurang konkret.

Visi Misi kedua Paslon terkesan klise, mengangkat poin-poin yang biasa diangkat oleh para Paslon di tahun sebelumnya. Kurang ada ‘kekuatan’ dalam kata-kata yang dituliskan. Kurang ada ‘rasa’ yang ingin disampaikan.

Program Unggulan kedua Paslon, juga mengangkat hal-hal yang tidak jauh berbeda. Aplikasi, kegiatan sosial, takaful, dan agenda celebrative untuk elemen-elemen tertentu. Bukan berarti tidak bagus dan tidak baik. Hanya saja, penulis belum melihat adanya dua hal. Program dan kebijakan yang bersifat inovasi besar, menggebrak, dan membuat Masisir berdecak kagum.

Baik, mungkin standar tersebut terlalu tinggi. Bahkan penulis belum tentu dapat melakukan yang demikian.

Lalu untuk catatan terakhir terkait kedua Paslon adalah tentang kampanye. Secara sederhana, penulis berani menyatakan bahwasanya euforia kampanye pada tahun ini sangat membosankan. Kedua Paslon hanya menampilkan beberapa unggahan seperti profil, testimoni, dan tentunya visi misi serta program unggulan. Adapun beberapa unggahan video pendek tentang ajakan memilih salah satu Paslon dengan konsep komedi.

Untuk durasi kampanye sepanjang sembilan hari, intensitas unggahan cenderung rendah. Bahkan tidak sedikit Masisir yang tidak merasakan euforia kontestasi demokrasi tertinggi di ranah Masisir ini.

Namun bagaimanapun kurang lebih itulah catatan penulis untuk kedua Paslon. Sebenarnya masih ada beberapa hal lagi, namun penulis rasa untuk dicukupkan karena tidak ada lagi yang penulis perlu komentari.

Catatan untuk Masisir
Terhitung dari 12.365 total suara anggota PPMI Mesir, hanya 1951 anggota yang menggunakan hak suaranya. Artinya hanya 15,78% anggota PPMI Mesir yang menggunakan hak suaranya. Tentu angka ini sangat rendah apabila dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 3357 suara yang digunakan dari 11.704 total suara, atau mencapai angka 28,89% dari total suara.

Singkat kata, indeks partisipasi menurun cukup signifikan. Meski banyak sebab yang mempengaruhinya, penulis ingin menyampaikan bahwasanya setiap suara itu penting. Penulis melihat suara itu bukan sebagai angka, namun jiwa. Setiap partisipasi suara adalah bentuk dari kepercayaan anggota, untuk memilih siapa yang akan memimpinnya kelak. Kepada siapa kita dapat percaya, dan mempercayakan maslahat dan urusan umat, kepadanyalah suara kita berikan.

Apabila bersuara dan berpartisipasi saja enggan, lalu mengapa kita selalu mempertanyakan peran dan dampak baik pemimpin dan organisasi yang menaungi kita. Dalam hal ini PPMI Mesir.

Terakhir, penulis menyampaikan kepada Masisir secara umum dan kepada pemberi suara secara khusus. Bahwasanya tugas kita sebagai anggota belum usai, kita masih harus mengawal, mengawas, mengevaluasi, mengkritik, serta mengapresiasi apa yang akan terjadi dalam tubuh PPMI Mesir. Sehingga PPMI Mesir dapat memberikan perannya secara maksimal dan optimal.

Penggalan kata penulis ketika debat kandidat kemarin,
Janji adalah Janji
Realisasi adalah Realisasi
Adagium Latin Acta Non Verba
Beraksilah bukan hanya kata-kata

Artikel ini telah dibaca 139 kali

Baca Lainnya

Survei Kepuasan Kinerja DP PPMI Mesir 2022-2023, Tingkat Kepuasan Masuk Kategori Sedang

27 August 2023 - 00:06

Bursa Calon Kandidat Ketua SEMA FSI Periode 2023-2024

18 July 2023 - 21:23

Bursa Calon Ketua Wihdah PPMI 2023-2024

8 March 2023 - 16:40

Bursa Calon Presiden PPMI Mesir 2023-2024

27 February 2023 - 20:53

Atase Pertahanan KBRI Kairo; Pusat Diplomasi Pertahanan Indonesia di Mesir

26 February 2023 - 10:06

Jajak Pendapat Program DP PPMI Mesir periode 2022/2023

7 February 2023 - 18:33

Ilustrasi jajak pendapat. (Sumber: www.idntimes.com)
Trending di Surat Pembaca