Informatikamesir.net, Kairo — Maraknya berbagai macam bentuk investasi di kalangan Masisir, membuat banyak orang memberanikan diri untuk mencoba-coba turun ke dunia investasi. Kebanyakan dari mereka merasa inilah kesempatan untuk membeli saham serta menanam modal dengan tujuan menambah pundi-pundi uang di dompet.
Namun di balik iming-iming serta janji menggiurkan yang ditawarkan oleh pihak pengelola investasi, hal tak terdugapun terjadi, yaitu loss (rugi). Pihak pengelola khawatir tidak bisa menunaikan janji-janjinya kepada pihak investor, juga sebaliknya pihak korban selaku investor yang tentu takut uangnya hangus lenyap begitu saja.
Kasus-kasus investasi bodong terkhususnya di Masisir sudah banyak terjadi, hanya waktu dan pelaku-pelakunya yang berbeda. Ada yang lari tidak bertanggung jawab dan ada juga sebaliknya. Lantas bagaimana pandangan korban terkait investasi yang dirinya ikuti, kemudian pandangan dari senior pakar ekonomi Masisir, dan pemangku kekuasaan. Berikut data yang berhasil tim Informatika kumpulkan sejak tahun 2021 lalu.
Pelaku Investasi
Terkait dengan investasi yang diikuti. Salah satu korban yang berinisial AA mengungkapkan berbagai fakta saat diwawancarai oleh tim Informatika pada Jumat, (12/11/2021) lalu. terkait kasus investasi yang dirinya ikuti.
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh AA dan juga surat pernyataan yang beredar, oknum investasi ini bernama Tengku Hilman Auzan. Hilman Auzan menawarkan investasi yang dikelolanya kepada investor secara luas di sebar melalui media sosial seperti facebok dan lain-lain.
Korban menerangkan isi dari informasi yang di unggah melalui pengumuman WhatsAap. Oknum ini menawarkan kepada orang-orang yang ingin ikut bergabung, dengan bagi hasil sebesar 30% dari modal di setiap per dua Minggu.
Salah satu korban dari investasi ini yang berinisial AR, juga mengungkapkan fakta kepada tim Informatika pada Kamis, (2/3/2023) kemarin. AR menceritakan awal mula dirinya mengikuti investasi ini setelah meilhat pengumuman dari Facebook.
“Jadi awalnya itu saya melihat pengumuan dari Facebook, terus kemudian saya menge-chat langsung ke orang ini dan menanyakan tentang investasi yang dijalankannya. Kemudian mengajak ketemuan,” ungkap AR.
Setelah bertemu dengan pelaku investasi yang Bernama Hilman Auzan. AR mengatakan bahwa dirinya berbincang-bincang terkait investasi yang ingin dirinya ikuti. Di dalam pembicaraan itu Hilman Auzan mengubah kesepakatan, yang sebelumnya AR akan menerima bagi hasil sebesar 30% dari modal naik menjadi 50%. Setelah itu AR memberikan uang modal invetasinya kepada Hilman Auzan sebasesar EGP 50.000. AR mengatakan lokasi pertemuan ini di Sabi’ tidak jauh dari Hadiqah Lotus.
Berjalan waktu dua Minggu setelah ia memberikan uang modal investasinya kepada Hilman Auzan, AR mengatakan bahwa dirinya dihubungi oleh pihak Dewan Keamanan dan Ketertiban Mahasiswa (DKKM). Mengabarkan bahwa Hilman Auzan melakukan tindakan investasi bodong dan pihak DKKM akan menangani masalah ini.
Setelah mendengar arahan dari pihak DKKM. AR menyatakan bahwa dirinya terus mengikuti dan memantau perkembangan perihal kasus investasi bodong yang dialaminya ini. Seiring berjalannya waktu AR menceritakan bahwa dirinya belum menerima uang ganti rugi dari Hilman Auzan.
Sampai pada bulan Juli 2022 AR diberi kabar untuk ikut kumpul di Bawabat bersama para korban investor lainnya. Pada perkumpulan itu Hilman Auzan membawa sedikit uang dan membagikannya kepada 20 investor yang hadir. AR menyebutkan bahwa uang yang diterimanya kala itu bahkan tidak menyentuh 1% dari modal yang dirinya berikan.
Hingga saat ini AR menyatakan bahwa dirinya tidak menerima uang ganti rugi dari Hilman Auzan selaku pelaku investasi ini. AR sendiri berharap uangnya dikembalikan walaupun harus menunggu dengan waktu yang lama dan agar tidak ada korban selanjutnya dari Tindakan yang dilakukan oleh Hilman Auzan ini.
Perihal pengembalian uang, AA juga mengatakan bahwa uangnya masih ada Sebagian lagi yang belum diterimanya.
Jumlah Korban dan Uang yang Terkumpul
Dari data yang Informatika berhasil kumpulkan. Terdapat setidaknya 14 investor yang ikut bergabung dengan investasi yang dijalankan oleh Hilman Auzan ini. Adapun jumlah uang yang ditanamkan oleh para investorpun beragam. Ada yang memulai dari EGP 2.000, EGP 15.000 hingga EGP 352.730. jumlah nominal yang berbeda.
Dan apabila seluruh uang investor digabungkan total mencapai sebesar EGP 466,830 (Empat Ratus Enam Puluh Enam Ribu Delapan Ratus Tiga Puluh Pound Egypt) dalam kurs Rupiah per tanggal (8/10/2021) sebesar IDR 422,947,980 (Empat Ratus Dua Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Tujuh Sembilan Ratus Delapan Puluh) Dan dana investasi ini sendiri di kelola di Olymptrade dan Quotex.
Berdasarkan informasi yang diberikan dari korban terdapat kecurigaan dari satu nama investor yang menanam modal dengan nominal yang tidak sedikit. Sangat besar yaitu EGP 352.000, setelah dipelajari dan diselidiki. Ternyata terdapat satu pihak yang memediasi para investor lain untuk mengikuti investasi ini.
Dari titik ini terungkap bahwa korban yang mengikuti investasi ini tidak hanya 14 orang saja sebagaimana yang tertera disurat pernyataan pelaku. Melainkan melebihi dari itu.
Berdasarkan informasi dari salah satu korban yang berinisial AA, korban yang mengikuti oknum yang memediasi ini mencapai lebih dari 30 orang. Jumlah nominal uang yang dibayarkan juga beragam disetiap orangnya.
Korban menceritakan bahwa di bulan-bulan awal mereka mengikuti investasi ini terlihat semuanya berjalan lancar. Sampai berjalan satu dua bulan setelah itu pembayaran uang yang mereka terima mulai terlambat, di saat itu para korban mulai muncul rasa curiga.
Tentu kejadian ini membuat para korban investor mulai curiga dan ragu dengan investasi yang mereka ikuti. Kemudian puncak dari segala kecurigaan tiba dimana Hilman Auzan selaku pihak investasi tak kunjung membayar uang yang seharusnya sudah diterima oleh korban investor.
Pihak korban mengaku bahwa Hilman Auzan telah menghubungi mereka memohon untuk diminta kesediaan menunggu beberapa hari, setelah menunggu tempo waktu yang telah dijanjikan ternyata Hilman Auzan selaku pengelola investasi ini tak kunjung membayar bagi hasil yang telah disepakati.
Melihat buruknya situasi ini, pihak korban terus menghubungi Hilman Auzan meminta kejelasan tentang bagi hasil yang telah dijanjikan. Setelah mencoba menghubungi, ternyata Hilman Auzan tidak dapat dihibungi kontaknya. Pihak investor terus mencoba mencari keberadaan Hilman Auzan, setelah melakukan pencarian ternyata dirinya tidak dapat ditemukan.
Pelaku Diduga Kabur
Berdasarkan informasi yang diberikan AA, dalam keadaan yang genting ini banyak dari pihak investor yang beranggapan bahwa Hilman Auzan selaku pelaku invesatasi ini kabur pergi meningggalkan Mesir. Melarikan diri bersama uang-uang yang berhasil dirinya kumpulkan. Hingga pada satu waktu para investor menyadari bahwa Hilman Auzan tidak meninggalkan Mesir melainkan sedang berada di kota Alexandria pada tahun 2021 lalu.
Tak tahan dan geram dengan tingkah pelaku yang tidak jujur dan tidak amanah. Salah satu korban investasi melaporkan kejadian ini kepada pihak Dewan Keamanan dan Ketertiban Mahasiswa (DKKM). Kemudian Pihak DKKM pun mempelajari dan menindak lanjuti kejadian ini. Setelah dinyatakan bersalah Hilman Auzan mengaku bahwa uang-uang investasi yang dirinya jalankan mengalami loss (rugi).
Berdasarkan Informasi dari salah satu korban bahwa pelaku Hilman Auzan saat ini sedang berada di salah satu rumah makan Indonesia di Mesir.
Pandangan Senior Pengusaha Tentang Investasi di Masisir
Terkait dengan maraknya beberapa kasus investasi bodong yang terjadi di kalangan Masisir. Tim Informatika mewawancarai salah satu pebisnis senior Masisir bernama Heri Nuryahdin pada Jumat, (29/10/2021). Heri Nuryahdin memberikan pandangannya kepada informatika terhadap kasus investasi ini .
Heri mengatakan bahwa terjadi Banyaknya investasi bodong di kalangan Masisir karena Masisir sendiri yang tidak paham perihal investasi dan langsung tertarik dengan deviden atau bagi hasil yang ditawarkan.
“Lantaran ada pihak pelaku investasi yang mana itu orang Mesir atau Masisir sendiri membuka investasi, menawarkan investasi kepada Masisir. Kemudian Masisir yang belum tahu tentang apa itu investasi, mereka tertarik dengan bagi hasil dan deviden yang diberikan dan ditawarkan dari pihak pengelola investasi.” Ungkap heri Nuryahdin.
Heri Nuryahdin juga mengatakan banyak dari Masisir hanya langsung bergabung ke dalam investasi yang ia sendiri tidak paham bentuk investasinya seperti apa.
Heri Nuryahdin berpandangan bahwa masisir boleh-boleh saja untuk mencoba membuka investasi tetapi dengan catatan harus paham tentang seperti apa dunia investasi itu. Harus jelas akadnya seperti apa dan juga bentuk usaha yang dijalankan seperti apa.
Heri Nuryahdin juga menyampaikan agar kita lebih waspada dan curiga, jangan sampai mau menjadi orang yang diperalat oleh pihak kedua.
Heri Nuryahdin mengungkapkan bahwa kesimpulannya adalah teman-teman yang mengikuti investasi ini pingin cepat kaya tapi tidak mau kerja keras, tidak mau kerja cerdas, kerja secara maksimal dengan manajemen yang profesional.
Heri Nuryahdin juga menjelaskan bahwa investasi seperti ini merupakan investasi yang gharar. Yang mana didalamnya ada keraguan, tipuan atau Tindakan yang bertujuan untuk merugikan orang lain. Karena investasi ini sendiri tidak jelas bentuk usahanya seperti apa.
Hingga Senin, (27/2/2023)kemarin, Dewan Keamanan dan Ketertiban Mahasiswa (DKKM), selaku pemangku kebijakan belum bersedia untuk diwawancarai oleh tim informatika terkait kasus investasi bodong ini.
Lantas apakah si pelaku sudah bertaubat? Lantas apakah pelaku sudah berhenti dari tindakannya? atau sang pelaku malah sedang berusaha melakukannya lagi? Tindakan baru apalagi yang telah ia perbuat? Berapa jumlah korban baru yang sudah bertambah? Apakah korbannya hanya warga asal Indonesia (WNI) saja atau bahkan warga Mesir juga?
Reporter: Muttaqin Said Harahap, Muhammad Zakiy Abdussalam, Ardhiya wahyunigsih, Muhammad Hazim Vemy Khairy
Editor: Faiz Akbar
Comment