Kerja sama antar dua kekeluargaan ini berdampak besar bagi persahabatan keduanya. Misbahuddin Abdul Wahab, selaku Punggawa KKS menjelaskan tujuan dari kerja sama yang mereka bangun ini.
“Dengan diadakan Daurah Qur’aniyah ini tidak lain hanya untuk menjalin silaturahmi antar kekeluargaan dan membimbing para mahasiswa baru supaya pembelajarannya mengenai Al-Qur’an lebih baik lagi.”
Di sisi lain, Sultan HMMSU, Azrial Afithar Hasibuan, menerangkan bahwasanya sejak ia mulai menjabat, ia sudah mencanangkan akan terus menjalin silaturrahmi ke kekeluargaan lain. Baik dalam bentuk olahraga, acara, dan lain sebagainya.
“Sebelum ini kita juga ada kerja sama dengan IKMAL dalam Kepenulisan. Sekarang sama KKS tentang Daurah Qur’aniyah, kemudian kemarin juga kami diajak kerja sama mengadakan kegiatan dengan almamater lain untuk membuat kajian sejarah. Ke depannya mungkin kita akan kerja sama lagi dengan KKS dan yang lainnya, terutama dengan KKS ini kan seperti saudara bagi kita,” ungkapnya saat diwawancarai kru Informatika.
Selain itu, menurut pemaparan ketua panitia, Muhammad Ihsanul Arifin, tidak hanya pihak kekeluargaan saja yang mengadakan kerja sama, akan tetapi ditambah lagi dengan Divisi Keilmuan dari masing-masing angkatan kedatangan 2018 kekeluargaan KKS dan HMMSU. Objek yang menjadi sorotan utama kegiatan ini adalah mahasiswa baru kedatangan 2018, khususnya dari dua kekeluargaan tersebut.
Terkait pengeluaran dana oleh panitia untuk kegiatan Daurah ini Azrial menjelaskan bahwa sekitar kurang lebih 300 LE untuk biaya operasional yang dianggarkan panitia kemarin. Biaya itu untuk kesejahteraan guru, biaya transportasi, dan konsumsi. Azrial juga menambahkan, “Karena yang kita bilang dari awal itu, guru jangan sampai merasa keletihan sebelum beliau mengajar. Istilahnya, nggak cocok kalau kita sudah ngundang guru, kemudian beliau berangkat sendiri naik Metro atau Tramco ke sini yang jauh, seperti itu kan ngga cocok. Jadi sudah dibilang, jangan sampai capek guru itu.”
Di tengah sesi Daurah Qur’aniyah yang dibawakan oleh DR. Muhammad Dusuqi Kahilah, menjelaskan beberapa poin yang perlu diketahui dan dimengerti oleh para mahasiswa baru mengenai tanda baca di dalam Al-Qur’an (Alamatul Dabti). Antusiasme para mahasiswa baru untuk mengikuti acara ini membuat kesan baik bagi hubungan kerja sama anatara KKS dan HMMSU, khususnya syekh yang membawakan materi pada saat itu. Selain menjelaskan tentang tanda baca di dalam Al-Qur’an, dijelaskan juga perbedaan antara Mushaf Indonesia, Mushaf Mesir, dan Mushaf Magribi.
Di akhir, beliau berpesan untuk mahasiswa Indonesia. “Fokuskan pendidikan dan pembelajaran di Al-Azhar Asy-Syarif, dan konsisten dalam menghafal Al-Qur’an, karena Al-Qur’an itu adalah kunci bagi ilmu-ilmu yang lain.”
Daurah Qur’aniyah ini masih berlanjut pekan depan, yang akan di selenggarakan di Baruga KKS.
Reporter: Muhammad Ash Shabur
Defri Cahyo Husain
Editor: Mufida Afiya
Zaenal Mustofa